M A K L U M A T

Apapun boleh Anda tulis di blog ini, syaratnya sopan, bukan SARA, dan tidak menghujat.

Jumat, 30 Mei 2008

100 ORANG BUTA

DALAM rencana peresmian kantor kepala desa yang akan diadakan pukul 09.00 WIB esok harinya, Pak Kades minta kepada Dolah sang pemuda desa untuk mencarikan 100 orang buta untuk diberikan santunan. Dolah yang sudah sejak lahir tinggal di desa itu, termenung sejenak menerima permintaan Pak Kades.


Yang dibingungkan Dolah, setahu dia, di kampungnya itu hanya ada tiga orang buta. Satu di Amat yang tinggal di hulu, satu lagi di Minah dan yang satunya Domon yang tinggal di hilir kampung.
‘’Ke mane nak saye cari orang bute 100 orang. Di kampung ini hanya ade tige yang bute. Penduduk kampong pun hanya ade 500 orang, ke mane ye saya nak cari,’’ gumam Dolah dalam hati.
Tapi, Dolah yang terkenal akal panjang ini, mengiyakan saja permintaan pak Kades, meski dalam hati ia sempat mengatakan Pak Kades ini termasuk salah satu yang buta juga. ‘’Iye Pak Kades, nanti saye carikan dan saye bawa ke sini,’’ katanya menjawab.
Dolah pun mulai memainkan akal panjangnya itu. Awalnya ia berencana menipu Pak Kades dengan mencarikan 100 orang kampung yang bisa melihat tapi berpura-pura buta di depan Pak Kades. Rencana itu dibatalkan Dolah karena ia takut akal bulusnya itu diketahui Pak Kades.
Akhirnya Dolah menemukan cara baru. Satu jam menjelang acara dimulai, Dolah pun berangkatlah ke kebun sawitnya yang hanya berjarak 100 meter dari rumahnya yang kebetulan terletak di ujung kampung.
Dolah mencabut sebatang bibit sawitnya yang sudah berukuran 1,5 meter. Sawit yang masih utuh daunnya itu, ditarik Dolah dari hulu dekat rumahnya ke hilir tempat kantor desa yang akan diresmikan itu.
Sepanjang perjalanan, Dolah sibuk mendapat pertanyaan dari orang kampung. ‘’Ape yang kau bawa tu, Dolah?’’ begitulah rata-rata bunyi pertanyaan itu.
Dolah yang mendapat pertanyaan tersebut tidak menjawab bahwa yang dibawanya itu adalah bibit sawit. ‘’Tak ade, mau tau ikut,’’ katanya menjawab semua pertanyaan tersebut.
Satu per satu warga kampung ikut di belakangnya. Barisan panjang pun terbentuk sampai di tempat acara peresmian. Lebih 200 warga kampung ikut di belakang Dolah.
Pak Kades yang sudah hadir di tempat acara, bingung melihat panjangnya barisan itu. Akhirnya, Dolah dipanggil Pak Kades. Dengan nada sedikit kesal, Pak Kades berdiri di depan Dolah. ‘’Dolah, yang saye suruh, cari 100 orang bute, bukan orang sehat seperti yang kau bawak sekarang ni.’’ sergah Kades.
Dolah dengan tenang menjawab. ‘’Betol Pak Kades, mereka ni memang melihat. Tapi tadi Pak, sudah jelas-jelas saye bawak bibit sawit, masih juga ditanye, “ape yang kau bawak tu Dolah?” Ape tak bute namenye tu Pak,’’ jawab Dolah.
Mendengar jawaban itu, Pak Kades tersenyum. “Betol juge, Dolah,’’ katanya dalam hati. “Baiklah, kumpulkan mereka ni di barisan depan, nanti biar kite kasih cenderamate,’’ kata Pak Kades.
Meski Pak Kades sebetulnya kesal, dan 200 warga yang hadir marah disebut Dolah buta, tapi mereka senang juga karena dapat hadiah dari kepala desanya. He he he***

Tidak ada komentar: