M A K L U M A T

Apapun boleh Anda tulis di blog ini, syaratnya sopan, bukan SARA, dan tidak menghujat.

Senin, 16 Juni 2008

EURO DAN INDONESIA RAYA

SELAMA Piala Euro dihelat, bukan saja tim yang bertanding jadi perbincangan menarik. Bukan pula bursa taruhan kecil-kecilan sekelas sebungkus nasi goring atau sebungkus rokok. Tapi, setiap laga tim Euro akan dimulai, selalu diawali dengan lagu kebangsaan negara masing-masing kontestan.


Ketika lagu itu dikumandangkan, banyak rekan-rekan di kantor spontan dengan suara lantang memecah keheningan malam di ruang kerja, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Iramanya pun dipaksakan cocok dengan lagu kebangsaan negara yang sedang diperdengarkan.
Karena memang bukan lagu Indonesia Raya, tetap saja lagu yang dinyanyikan dengan penuh riang gembira berhenti di tengah jalan, karena notnya jauh panggang dari api.
Tapi itulah Nasionalisme. Meski Indonesia masih jauh kualitas sepakbolanya dibanding kontestan yang tengah berlaga di Piala Eropa, tetap saja merindukan Timnas Indonesia bisa tampil di laga akbar sekelas Euro.
Untuk mewujudkan mimpi itu, memang masih jauh panggang dari api. Prestasi sepakbola tanah air masih jauh kalah, meski hanya bertarung di tingkat asia yang postur tubuhnya notabene sepadan.
Setakat ini, di cabang sepakbola, Indonesia nampaknya hanya bisa unggul sebagai komentator. Indonesia punya pengamat bola yang masih muda-muda, yang kemampuannya mengamati sepakbola dunia bahkan seperti lebih hebat dari pelatih tim itu sendiri. Tapi, akankah ada Piala Dunia Komentator Bola?***

Tidak ada komentar: