M A K L U M A T

Apapun boleh Anda tulis di blog ini, syaratnya sopan, bukan SARA, dan tidak menghujat.

Selasa, 01 Juli 2008

NONTON FINAL EURO

SAYA tak menyangka bisa menyaksikan langsung pertandingan final piala Euro di Wina. Menyaksikan langsung para bintang dunia berlaga di ajang bergengsi ini. Sebuah keberuntungan memang, bisa duduk di tribun utama stadion termegah di Wina sambil menyaksikan pertandingan bergengsi Final Euro 2008 yang menampilkan dua tim ganas Der Panzer Jerman dan El Matador Spanyol.


Saya sendiri sulit menceritakan mengapa saya bisa sampai di tempat ini. Yang jelas, menjelang partai final digelar, paginya saya masih sempat menyaksikan keindahan alam sekitar stadion. Kebetulan saya menginap di sebuah hotel yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari stadion tempat dimana final akan digelar. Sehingga, untuk sampai ke stadion, saya tak perlu naik angkutan umum. Dengan berjalan kaki saja saya sudah sampai ke stadion.
Saat berjalan-jalan menikmati udara pagi Wina, saya tidak saja sekadar mendapatkan pemandangan yang sejuk, karena memang gedung-gedung menjulang di Wina masih dikelilingi pepohonan hijau yang dahannya senantiasa bergoyang dan daunnya yang terus melambai kepada semua orang yang ada di sana. Daun-daun tersebut seakan mengucapkan “Selamat Datang di Wina, dan Selamat menikmati indahnya pesona alam Wina’’.
Tubuh saya yang sudah terasa sejuk bertambah dingin karena tiupan angin sepoi yang bergerak di pori-pori gedung dan pepohonan yang tertata rapi di tengah kota itu. Udara yang sejuk itu bahkan membuat saya lupa bahwa matahari sudah bergerak jauh menuju barat, sementara saya harus bersiap-siap untuk menyaksikan pertandingan final piala Euro.
Saya benar-benar terpesona dengan keindahan alam di Wina. Saya bahkan sempat berandai-andai, kalau saja Wina itu adalah Pekanbaru, alangkah bahagianya saya dan masyarakat Pekanbaru setiap hari bisa menikmati indahnya kota.
Tapi, tentulah itu sulit, karena saat ini Kota Pekanbaru sudah sangat panas, penuh debu, macet dan membuat kita sering tidak nyaman.
Gedung-gedung bertingkat yang saat ini semakin banyak menghiasi Pekanbaru sangat berbeda konsepnya dengan di Wina. Di kota Bertuah ini, gedung-gedung bertingkat dibangun dengan menebang pepohonan yang selama ini memberi ‘’napas segar’’ kepada warganya. Bahkan, resapan air yang sangat ampuh untuk mencegah banjir pun sudah ditimbun untuk dibangun perumahan, sehingga tidak heran di beberapa tempat di Pekanbaru, begitu hujan lebat mengguyur, langsung terendam.
Tapi, saya tak mau berlama-lama berbicara tentang Pekanbaru karena selain saya ingin benar-benar menikmati keasrian Wina dan tak mau kesempatan ini ternoda, sangat tidak sepadan rasanya menyandingkan Pekanbaru denganWina sebuah kota yang mampu menampung jutaan orang yang datang dari berbagai belahan dunia menyaksikan piala Euro, termasuk Sutrisno Bachir dari Indonesia yang beberapa kali menjadi kontributor RCTI melaporkan jalannya laga final Piala Euro langsung dari Wina.
Setelah puas menikmati nuansa alam terbuka di Wina, saat beranjak kembali ke hotel, saya singgah di sebuah supermarket untuk membeli cemilan. Biasalah, untuk bekal saat nonton di stadion yang jelas akan penuh sesak.
Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Karena orang ramai berjalan kaki, saya pun juga memutuskan berjalan kaki saja menembus lautan manusia yang telah menyesaki pintu stadion.
Dengan tiket di tangan, saya pun masuk ke stadion setelah sebelumnya melalui proses pemeriksaan petugas. Pemandangan menakjubkan kembali saya jumpai. Stadionnya begitu mewah dan megah, Meski lautan manusia, tetap saja masih terasa dingin dan nyaman.
Berbeda jauh dengan Stadion Rumbai yang kurang terawat. Toiletnya bau, air tak lancar dan satu hal lagi; panas meski sudah berada di tribun tertutup. Belum lagi teriakan suporter yang sering tidak sopan apalagi santun. Di Wina, kenyataan di Stadion Rumbai itu tidak saya temukan.
Akhirnya, pertandingan pun dimulai. Wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan dimulai. Del Panzer dan Matador silih berganti menyerang, namun belum ada yang berbuah gol. Sorak penonton pun pecah saat striker Spanyol Fernando Tores mengoyak gawang Jerman dan merubah kedudukan 1-0 untuk keunggulan Spanyol..
Di tengah asyiknya partai final itu, tiba-tiba saya mendengar suara deringan yang cukup keras memecah suasana. Saya benar-benar terkejut oleh suara itu dan tersentak. Saya pun melihat ke kiri dan ke kanan.
Alangkah kagetnya saat saya menoleh ke samping saya temukan istri saya tertidur pulas karena memang keletihan akibat seharian mengajar di Kampus. Saya baru sadar, ternyata saya tadi mimpi. Suara tadi ternyata bunyi alarm. Saya tak pernah ada di Wina. Saya juga yakin, apa yang saya alami dalam mimpi itu juga tak akan mungkin rasanya diwujudkan di Pekanbaru ini. Tapi, tak apalah, masih untung saya masih bisa mimpikan Wina di Pekanbaru.***

Read more »»